NUSANTARAEXPRESS, ACEH SELATAN - Komandan Kodim 0107/Aceh Selatan Letnan Kolonel Inf M. Yusuf, S.I.Kom bersama Danrem 012/Teuku Umar Kolonel Djon Afriandi, S.I.P., MS. DA., melukan Gowes bersama Route Tapaktuan - Bakongan, Jum'at (19/0/2021).

Bermula start di Mes Kodim 0107/Aceh Selatan, Danrem 012/TU bersama Dandim dan juga turut serta Danyonif RK 115/Macan Louser Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto dan peserta gowes bergerak ke titik cek Poin pertama yakni di Koramil 14/Pasie Raja.

Adapun jarak yang di tempuh dalam Gowes ini lebih kurang 61 Km dengan route pegunungan dan lika - liku tikungan serta tanjakan.

Suguhan Route yang sangat menantang itu, tidak mematahkan semangat Danrem 012/TU, Dandim Aceh Selatan berserta rombongan Gowes lainnya menaklukkan tanjangan dan tikungan tajam di pegunungan Tapaktuan itu.



"Route yang kita lalui ini memang sangat menantang dan menguras tenanga, namun dengan semangat dan keyakinan, kita semua dapat menaklukan tanjangan dan tikungan tajam pegunungan ini.

Ditambah lagi, ruote yang kita lalui ini menyuguhkan pemandangan dan tempat-tempat wisata yang indah, hal itu juga lah yang menambah semangat kami saat melintasi pegunungan ini."tutur Danrem.

Danrem 012/TU mengatakan, kegiatan gowes itu merupakan bentuk pembinaan fisik yang sering dilakukan guna meningkatkan dan menjaga kondisi kesehatan.

"Dengan rajin berolah raga seperti ini, maka kondosi fisik kita akan terus terbina, begitu juga dengan kesehatan kita akan selalu terjaga. Badan yang sehat, maka imun tubuh akan bertambah, sehingga tentunya tubuh kita dapat mencegah dari serangan penyakit."jelas Danrem.

Kemudian, setelah melewati pengunungan, tidak berapa jauh lagi peserta gowes berhenti di cek Poin pertama untuk beberapa saat, lalu melanjutkan perjalanan ke titik finish yakni di Koramil 08/Bakongan. [Husni]

NUSANTARAEXPRESS, ACEH SELATAN - Komandan Kodim 0107/Aceh Selatan Letnan Kolonel Inf M. Yusuf, S.I.Kom selaku Dansatgas TMMD dampingi Danrem 012/Teuku Umar Kolonel Djon Afriandi,S.I.P., MS. DA., meninjau pelaksanaan sasaran fisik dan RTLH pada program TMMD Reguler ke 110 di wilayah Kodim 0107/Aceh Selatan.

Kedatangan Danrem 012/TU di Lokasi TMMD turut di dampingi oleh Bupati Aceh Selatan Tgk Amran, Kasiter Korem Mayor Arh Boy Iswarmen, Danyonif RK 115/ Macan Lauser Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto, Pasi Ter Kodim, Muspika Kecamatan Kluet Utara dan Perangkat Desa Krueng Kluet dan Kampung Tinggi.

Diketahui, Program TMMD reguler ke 110 Kodim 0107/Aceh Selatan ini memiliki pengerjaan sasaran fisik Pembukaan badan jalan sepanjang 850 Meter, pembuatan 3 titik talud, 1 unit Jembatan dan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 4 unit di masing-masing Desa Kreung Kluet dan di Desa Kampung Tinggi. Selain itu juga, pada sasaran fisik ini juga terdapat dua unit Bok saluran air.



Setibanya di lokasi, Danrem 012/TU beserta rombongan langsung menuju titik sasaran fisik pembukaan jalan yang saat sekarang ini hampir rampung pada tahap penimbunan dan meninjau pembuatan talud serta jembatan.

Dalam kesempatan ini, Danrem 012/TU menjelaskan bahwa kedatangannya itu untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan TMMD Reguler 110 yang sudah berjalan sejak tanggal 02 Maret 2021.

"Disini, kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat krueng kluet khususnya yang telah mendukung dan bekerjasama mensukseskan program TMMD ini."ucap Danrem 012/TU di hadapan Bupati Aceh Selatan Saat meninjau pelaksaan TMMD tersebut, Jum'at 19/03/2021.

Danrem 012/TU mengatakan, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) adalah salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat, guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana.

"Pada prinsipnya, kegiatan TMMD ini memiliki sasaram dan tujuan yakni dalam upaya meningkatkan kesejahteraan serta peningkatan perekonomian masyarakat."tutur Danrem.

Danrem 012/TU juga menjelaskan, bahwa pelaksaan kegiatan yang sedang berlangsung itu sudah tampak hasil dan manfaatnya bagi masyarakat setempat.

"Hal ini kita lihat dari hasil penimbunan jalan yang hampir rampung. Dengan adanya akses jalan yang sudah di buka bisa ini dapat membantu meringankan beban warga yang selama ini agak sulit untuk pergi ke lahan perkebunan dan membawa pulang hasil pertaniannya."sebut Danrem.

Danrem 012/TU berharap, semoga kegiatan TMMD itu dapat berjalan dengan rencana dan lancar sampai dengan penutupan sesuai yang telah di tentukan. [Husni]

NUSANTARAEXPRESS, PADANG  - Perbuatan tidak menyenangkan dan melecehkan dari pejabat seakan tidak pernah berhenti mendera wartawan. Seperti yang dilakukan oknum Kasubag Humas DPRD Kota Padang, Elfauzi, kepada wartawan Media SKU Metro Talenta, Sony Yunarso, Kamis (18/3/21).

Kronologi kejadiannya berawal pada hari Kamis (18/3/21), ketika Sony Yunarso, yang juga Wakil Ketua di kepengurusan DPC PPWI Kota Padang, menelfon Kasubag Humas DPRD itu untuk menanyakan perihal pariwara DPRD Kota Padang yang sudah dibuat atas persetujuan Kasubag Humas tersebut.

Kemudian, Sony mengkonfirmasi ulang ke Kasubag Humas, Elfauzi. Namun dengan lantang dan sombong melalui selulernya berdurasi 3,51 detik, Elfauzi mengatakan bahwa media Metro Talenta tersebut tidak terdaftar di Dewan Pers. Padahal sejak beberapa tahun lalu Media SKU Metro Talenta ini sudah bekerjasama dan berlangganan di DPRD Kota Padang, baik dalam pemberitaan maupun pariwara.

"Bukan itu saja, oknum Humas tersebut juga menghina wartawan Media SKU Metro Talenta dengan mengatakan ' _Bapak bego atau pura-pura bodoh_ '. Ini merupakan penghinaan terhadap insan pers," ungkap Sony kepada awak media.

Terkait hal tersebut, Sony pun telah menghubungi Ketua DPRD Kota Padang, Syahrial Kani, untuk meminta tanggapan atas tindakan yang dilakukan Kasubag Humas DPRD tersebut. Syahrial mengatakan akan menindaklanjuti masalah ini setelah kembali dari Pekanbaru.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Dewan DPRD Kota Padang. Ia berjanji akan memanggil yang bersangkutan.

Selanjutnya, Sony meminta tanggapan terkait masalah ini kepada Ketua Umum DPN PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A., yang juga seorang Tokoh Pers Nasional. Secara tegas Wilson Lalengke mengatakan oknum Kasubag Humas yang telah melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap wartawan dengan kata-kata _'bego atau bodoh'_ itu harus dicopot dari jabatannya, sebab dia tidak paham peraturan perundang-undangan.

"Tindakan yang dilakukan oknum Kasubag tersebut tidak layak dan tidak beretika, oleh sebab itu harus disurati Ketua DPRD Kota Padang, meminta agar yang bersangkutan dinonaktifkan," tegas Alumni PPRA-48 Lemhanas RI Tahun 2012.

Lanjutnya, media yang tergabung di PPWI atau organisasi pers resmi lainnya di negara ini sudah memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM, diantaranya Media SKU Metro Talenta tersebut. Legalitas organisasi PPWI dan Metro Talenta menggunakan Kop Surat berlogo Garuda dari Kemenkuham.

"Tidak ada lagi logo yang lebih tinggi dari Garuda Pancasila di Negara ini. Semua logo-logo lain harus tunduk dan taat kepada logo Garuda termasuk logo Pemda itu," jelas Wilson Lalengke yang merupakan Alumni Pasca Sarjana di Utrecht University Belanda.

Tambahnya, ketika ada pejabat yang menjadi jongos Dewan Pers, itu merupakan ketololan dan tidak layak menjadi pejabat. "Mereka bukan digaji Dewan Pers. Mereka diberi makan oleh rakyat, diberi pakaian seragam oleh rakyat, tapi otaknya kosong, perilakunya menyakiti hati rakyat," terang Presiden organisasi Persaudaraan Indonesia Sahara Maroko (Persisma) ini menyesalkan.

Sekali lagi ditegaskannya, untuk seluruh pejabat di negeri ini agar benar-benar melayani masyarakat pers dengan baik. "Peraturan dan kebijakan Pemda di bidang pers tidak boleh tergantung kepada kebijakan atau peraturan dari lembaga manapun, termasuk Dewan Pers yang logo kop suratnya bunga kamboja, bukan logo Garuda itu," ujar Wilson Lalengke. (SONY/Red)





NUSANTARAEXPRESS, JAYAPURA - (Jayapura-Papua). Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, M.A secara resmi membuka Rapat Pimpinan (Rapim) Kodam XVII/Cenderawasih dengan tema "Membangun Kodam XVII/Cenderawasih yang Adaptif" di Aula Tonni A Rompis, Makodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Kamis (18/3/2021).


Pangdam Cenderawasih saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, saat ini perkembangan lingkungan strategis baik di lingkup global, regional, nasional maupun lokal di wilayah Papua yang senantiasa dinamis serta menghadirkan bermacam tantangan bagi penyelenggaraan tugas selaku penegak kedaulatan RI di wilayah Papua.


“Selain itu, bencana global seperti pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum menampakkan tanda-tanda belum berakhir, sehingga memberikan tantangan tersendiri bagi Pemerintah RI. TNI dan Polri masih menjadi garda terdepan dalam upaya menegakkan upaya pendisiplinan mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini,” ucap Pangdam.



“Diharapkan kepada Para Komandan Satuan untuk membantu pemerintah memberikan himbauan kepada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan serta program vaksinasi,” tambah Pangdam.




Selanjutnya, Pangdam menekankan kepada para peserta Rapim untuk memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI sebagai landasan moral dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekaligus meningkatkan kewaspadaan melalui deteksi dini, cegah dini dan optimalisasi sebagai langkah-langkah yang profesional serta proporsional dalam menghadapi segala ancaman yang bersifat faktual maupun potensial.


Lebih lanjut Pangdam juga mengatakan agar melaksanakan prosedur dan mekanisme pengamanan dalam operasi, latihan, dan kegiatan rutin untuk menghindari kecelakaan (zero accident) serta senantiasa menjaga kesehatan dan kondisi fisik agar tetap prima dan memelihara keharmonisan keluarga, sehingga siap dan mampu dalam melaksanakan tugas apapun yang diberikan sebagai prajurit Ksatria Pelindung Rakyat.


“Yang terakhir, laksanakan seluruh tugas yang diberikan kepada Kodam XVII/Cenderawasih dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang optimal serta meningkatkan sinergi dengan instansi dan segenap komponen bangsa lainnya guna meningkatkan citra TNI AD dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat, terutama dalam upaya penanggulangan bencana, SAR, dan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional,” tutup Pangdam. [Pendam XVII/Cenderawasih]




NUSANTARAEXPRESS, PAPUA - Kepala Suku Dani Jembatan Murib menyakini dan mengakui kehadiran aparat TNI-Polri di Papua telah memberikan rasa aman untuk seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih tersebut. Ini menjadi bukti bahwa warga Papua lebih percaya dengan TNI-Polri daripada Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) Papua (17/03).

“Aparat (TNI-Polri) selalu bertugas untuk melindungi dan memberikan keamanan bagi masyarakat luas,” kata Jembatan Murib.



Hal ini dikatakan Jembatan Murib, saat dirinya meminta masyarakatnya untuk tetap berpegang teguh kepada kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selasa (16/3).

"Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Ilaga, meminta kepada masyarakat untuk untuk berpegang teguh kepada kedaulatan NKRI," ucapnya.

Lebih lanjut Jembatan Murib mengungkapkan bahwa pemerintah selama ini telah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat Papua, mulai dari pembangunan infrastruktur dan SDM di Papua, sehingga banyak anak-anak Papua yang telah menjadi pejabat-pejabat pemerintah baik itu di Papua sendiri maupun juga di luar Papua.

"Selain itu pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada kami masyarakat Papua,” ujarnya.

Jembatan Murib juga menyampaikan rasa terima kasih kepada aparat keamanan yakni TNI-Polri, yang telah memberikan rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Puncak sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari bisa berjalan dengan aman dan damai.

Sementara itu, Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa, dalam keterangannya Rabu (17/03/2021) mengatakan bahwa keberadaan TNI-Polri di Papua sebagai upaya menegakkan kedaulatan negara dan memberikan rasa aman kepada masyarakat Papua dari ancaman serta teror KSB.

“Penarikan TNI-Polri dari Papua selama ini disuarakan oleh KSB dan para pendukungnya, yang tidak menginginkan Papua kondusif dan sejahtera,” katanya.

Menurutnya, dalam menciptakan kondisi yang tidak kondusif di Papua, KSB bukan saja melakukan kekerasan dan teror dengan senjata, namun juga menyebar hoaks atau berita bohong yang memutarbalikkan fakta untuk menyudutkan pemerintah dan aparat TNI-Polri melalui media online tertentu dan akun-akun medsos pendukungnya.

Oleh karenanya, Suriastawa menegaskan bahwa TNI-Polri berkomitmen akan terus hadir memberikan rasa aman, memelihara kondisi kondusif, melindungi warga negaranya dan menindak tegas setiap pelanggaran hukum dan aturan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di Papua.

“TNI, Polri dan pemerintah berkomitmen solid dan bersinergi untuk mewujudkan Papua yang aman dan damai, sehingga iklim pertumbuhan ekonomi dan investasi serta penegakan aturan bisa dilaksanakan dengan baik. Masyarakat juga bisa merasakan kehidupan normal,” tegasnya.

Keberadaan TNI-Polri sebagai upaya mempercepat menurunkan tensi ketegangan di Papua dan mempertahankan keutuhan NKRI, dalam rangka mewujudkan kedamaian di tanah Papua, mendapatkan apresiasi dari pakar hukum internasional dan anggota DPR RI.

Bahkan dalam beberapa kesempatan Wakil Ketua DPR Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Azis Syamsuddin serta Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mendukung wacana mendefinisikan KSB sebagai organisasi teroris sesuai sesuai UU Nomor 5/2018 dan UU Nomor 15/2003 tentang Terorisme.

Menurut Azis Syamsuddin dengan meredefinisi identitas KSB Papua menjadi kelompok teroris, merupakan bagian dari upaya penanggulangan aksi kekerasan di Papua secara komprehensif dan terstruktur, serta secara otomatis mengunci kemungkinan lahirnya dukungan masyarakat internasional atas gerakan KSB tersebut.

“Pemerintah dan masyarakat akan dapat membedakan secara definitif antara tuntutan objektif yang murni berasal dari aspirasi masyarakat Papua, dengan gerakan kriminal yang berkedok aspirasi politik masyarakat," imbuhnya.

Di samping itu, penetapannya sebagai korporasi teroris akan membantu ikhtiar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sesuai UU Nomor 8/2013 tentang Pendanaan Terorisme dengan melacak aliran dana dan pencucian uang terkait terorisme, termasuk pencegahannya.

“Bagaimanapun, aliran dana adalah oksigen OPM dan sejenisnya, selain publikasi di media massa dan media sosial,” pungkasnya(red).



NUSANTARARIAUEXPRESS, BENGKALIS - Dua tersangka diduga terlibat narkoba jenis sabu seberat 52 kg, hasil tangkapan Badan Narkotika Nasional (BNN), di Pantai Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana sekitar beberapa pekan lalu, yang telah dilimpahkan ke Kejari Bengkalis, kini telah masuk sidang perdana (bacaan dakwaan) di Pengadilan Negeri (PN) Bengkalis, Selasa (16/03/21) kemarin.



Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pidana Umum (Pidum) Kejari Bengkalis, Immanoel Tarogan, SH., MH, melalui Jaksa Penuntut Umum (JPU), Irvan R. Prayoga,.SH, bahwa sidang tersebut dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim, Ulwan Maluf, SH, dengan didampingi oleh dua anggota Majelis Hakim.



"Untuk sidang selanjutnya, akan digelar pada hari Selasa mendatang, dengan agenda mendengarkan kesaksian dari BNN, yang kita perkirakan ada 3 orang petugas BNN yang akan hadir dalam agenda sidang nantinya, "terang Irvan, Kamis (18/03/21).



Sebelumnya, Kejari Bengkalis melalui Seksi Pidana Umum, bulan lalu telah menerima limpahan perkara narkoba jenis sabu dengan berat 52 Kg dan dua tersangka, yakni pengedali peredaran dari dalam Lapas Bengkalis, bernama Riki alias ninja. Lalu Syarifuddin warga Kota Dumai, yang menjemput narkoba jenis sabu dari Dumai ke Malaysia berjumlah 50 bungkus dalam kemasan teh cina.



Tersangka Syarifuddin ke Malaysia menjemput sabu ini dari seseorang tidak di kenal di Malaysia itu, bersama temannya bernama Syamsir, yang kini masih berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) BNN.



Sesuai keterangan Syarifuddin kepada wartawan saat itu, bahwa keduanya mendapatkan upah dari Napi Lapas Bengkalis, Riki, persatu kilogramnya Rp7 juta. Namun dari penjemputan hingga ditangkap petugas BNN itu, baru menerima upah Rp9 juta.



Petugas BNN mengungkap peredaran narkoba jenis sabu 52 Kg dari Malaysia ini, berawal dari hasil investigasi, bahwa beberapa pekan lalu, tersangka membawa sabu ke Bengkalis melalui Pantai Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana.



Di Pantai Tanjung Leban ini,  petugas BNN mengetahui dan langsung melakukan pengejaran. Akan tetapi petugas saat itu hanya mendapati 50 bungkus narkoba jenis sabu dan speedboat.



Sehingga, petugas BNN mengejar tersangka sampai ke kota Dumai, dan berhasil menangkap Syarifuddin. Sedangkan temannya Syamsir saat itu berhasil melarikan diri, dan sampai kini masih berstatus DPO.



BNN sendiri, menjerat pasal terhadap Syarifuddin dan seorang Napi Lapas Bengkalis Riki, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau seumur hidup. Dan posisi keduanya saat ini masih dititipkan di Rutan Polres Bengkalis.**

Diberdayakan oleh Blogger.