NUSANTARAEXPRESS, BREBES - 30 orang calon Komcad (Komponen Cadangan) matra darat tahun 2021 asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diberangkatkan ke Kabupaten Magelang untuk ditampung di Rindam IV Diponegoro guna mengikuti seleksi penerimaan Komcad tingkat Panda (Panitia Daerah). Senin dini hari (7/6/2021).

Tampak Pasipers (Perwira Seksi Personel) Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Kunpriyanto, SE, memberikan arahan kepada para calon di Aula Jenderal Soedirman Kodim Brebes, beberapa jam sebelum mereka diberangkatkan.

Dijelaskan Kapten Kunpriyanto, ketiga puluh calon berasal dari 14 dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes.



Untuk perinciannya, 4 orang dari Kecamatan Jatibarang, 4 orang dari Losari, 4 orang dari Bantarkawung, 3 orang dari Tanjung, 3 orang dari Paguyangan, 2 orang dari Bulakamba, 2 orang dari Ketanggungan, 2 orang dari Kersana. Untuk sisanya dari Kecamatan Brebes, Salem, Banjarharjo, Bumiayu, Wanasari, dan Songgom, dimana diwakili masing-masing 1 orang calon.

“Dari ketiga puluh calon Komcad asal Kabupaten Brebes, yang tertua adalah lulusan S1 berumur 25 tahun dan yang termuda berumur 18 tahun,” bebernya.

Lanjutnya, batasan usia komponen sukarela bela negara ini adalah 18-35 tahun. Untuk calon tertua berasal dari Desa Ganggawang Kecamatan Salem yang bernama Ahmad Pakih (25), kemudian 2 orang anak kuliah, selanjutnya 4 orang anak SLTP, sedangkan mayoritas adalah anak SLTA sederajat.

“Direncanakan mereka akan mengikuti seleksi selama satu minggu di Magelang bersama 157 calon lainnya yang berasal dari Kabupaten Banyumas (19), Purbalingga (23), Cilacap (23), Banjarnegara (20), Pekalongan (22), Pemalang (17), Tegal (18), dan 15 calon asal Kabupaten Batang,” sambungnya.

Kesemuanya merupakan calon Komcad asal jajaran Kodim-Kodim di jajaran Korem 071 Wijayakusuma.

Setelah menerima pembekalan kemudian beristirahat di Barak Siaga Kodim Brebes, ketiga puluh calon asal Brebes ini diberangkatkan menggunakan kendaraan dinas pada pukul 00.10 WIB.

Ditambahkannya, nantinya para calon Komcad yang dinyatakan lulus akan mengikuti pendidikan pelatihan dasar kemiliteran selama 3 bulan yang akan dimulai pada minggu ke-4 bulan Juni sampai dengan September 2021, sedangkan bagi yang belum memenuhi ketentuan akan dikembalikan ke tempat asalnya masing-masing.

Untuk diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) membuka seleksi Komcad 2021 dalam rangka memperkuat pertahanan negara melalui Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), sekaligus memenuhi hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.

Hal itu tertuang dalam UUD 45 Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara, serta pasal 30 (1) UUD 45 dan UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) untuk pertahanan negara.

Upaya dengan dengan meningkatkan kekuatan dan kompetensi warga negara melalui pembentukan Komcad juga diselaraskan dengan penataan Komponen Pendukung (Komduk) guna mendukung Sishankamrata. (Aan)

Jakarta, Aktual News – Kegiatan diskusi bulanan Sosial & Budaya Betawi Kampung Emping Condet mencanangkan tentang Kampung Emping Condet dalam titik budaya betawi yang bertemakan Emping Condet dan Pecanangan Kampung Condet yang diselenggarakan oleh Gelar Tiker Ala Betawi (Gelatik) Sanggar Betawi Firman Muntaco di Jalan AMD Condet Balekambang Jakarta Timur, Minggu.(6 /6 /2021).

Kegiatan yang berbentuk sosial dan kebudayaan Betawi dihibur tarian dan nyanyian betawi, dihadiri Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur, serta Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) dan juga perwakilan Kelurahan setempat dan Tokoh masyarakat betawi.

Kegiatan Kampung Condet sebagai pengrajin Emping sebagai budaya makanan khas betawi sebagaimana yang diungkap Hasanuddin (Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur).

“Kegiatan sanggar budaya kampung condet dari pengrajin emping condet sebagai destinasi wisata, sebagai makanan khas betawi” ujar Kasudin.

Emping adalah sejenis makanan yang terbuat dari buah Melinjo yang sejenis krupuk, umumnya untuk Lauk juga nikmat buat dicampur Soto.

Hal ini di budayakan oleh sanggar Betawi dari komunitas Gelatik yang menggiatkan pengrajin pengrajin Emping dari kampung Condet.

Kegiatan sanggar Gelatik selain pengrajin Emping juga kegiatan budaya lannya yaitu Kesenian Betawi yaitu Lenong Bocah dan Tarian Ondel Ondel.

Penandatanganan Emping Kampung Condet dilaksanakan bersama Kasudin serta Ketum LKB dan Tokoh Tokoh Betawi jjuga komunitas Sanggar Betawi Gelatik Firman Muntaco. [Red/Akt-43/AG]

 

Aktual News

NUSANTARAEXPRESS, JATENG - Pangkalan TNI Angkatan Laut Tegal dalam Pembinaan Potensi Maritim (Binpotmar) dimana Binpotmar ini adalah satuan staf yang berfungsi melaksanakan kegiatan pembinaan kewilayahan di wilayah kerja Lanal Tegal. Kegiatan pembinaan masyarakat yaitu anjangsana kepada Pejuang Veteran Eks Kelaskaran ALRI CA.lV Bapak Darlan yang kini sudah berusia 100 tahun, akhir pekan kemarin.

Bapak Darlan yang bertempat tinggal di Desa Banjaranyar Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal lahir pada tahun 1922 dan mempunyai 6 orang anak, merupakan Eks Pejuang Kelaskaran ALRI CA.lV pada masa perang kemerdekaan.

Kepedulian Binpotmar Lanal Tegal dalam rangka mencari dan mengumpulkan data para pejuang ALRI maupun keterangan terkait sejarah ALRI di wilayah Tegal dan sekitarnya. Bapak Darlan yang sudah tua renta dan kini sering berbaring tiduran di ranjang rumah tuanya, di karenakan fisik sudah lemah serta daya ingatan yang menurun.

Binpotmar Lanal tegal Peltu Saa Khumedi dan Serda Jas Sugeng Prasetya atas perintah atasan mengunjungi dan melaksanakan anjangsana untuk mengenal dan mengetahui kondisi dari Eks pejuang kelaskaran ALRI CA.lV tersebut.

Dalam keterangannya Bapak Darlan bercerita bahwa dirinya pernah bergabung dengan Pangkalan lll ALRI Cirebon, dikisahkan bahwa Bapak Darlan pernah kontak tembak senjata bertempur melawan Belanda di daerah sumber Cirebon, yang kemudian Bapak Darlan jalan Gerilya Lintas Medan menuju Tegal dan bergabung dengan Pejuang Pangkalan lV - CA.lV Tegal.

Di katakan juga oleh pelaku sejarah itu bahwa, dalam perjuangan di wilayah Kabupaten Tegal banyak terjadi beberapa kontak tembak antara Belanda dan pejuang di daerah Lemah Abang Banjaranyar, Kalibakung dan daerah jejeg Bumijawa. *

NUSANTARAEXPRESS, PAPUA - Kelompok Teroris Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)/Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah menembak mati tiga warga masyarakat sipil di kampung Niporolome Distrik Ilaga Kabupaten Puncak.

Salah satu dari korban meninggal dunia adalah Patianus Kogoya Kepala Kampung Niporolome, dua korban lainnya Petena Murib dan Nelius Kogoya, Jumat 4/6/21.

Tewasnya Kepala Kampung Niporolome dan dua warganya dilaporkan sekitar 50 warga kampung yang datang ke Polres Puncak sekitar pukul 11.15 WIT.

Selain itu tiga warga lainnya mengalami luka tembak, Mandis Murib luka di betis kanan, Lesminus Murib luka tembak di pergelangan kaki kanan dan Jelemina Wanimbo (perempuan) luka tembak di pelipis mata kanan.

Atas laporan itu, aparat gabungan TNI-Polri yang masih melakukan penyisiran di area bandara segera melakukan evakuasi jenazah korban penembakan tersebut.
Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan sekitar pukul 12.15 WIT, 2 jenazah berhasil dievakuasi yaitu Nelius Kogoya dan Petena Murib oleh pasukan TNI-Polri ke Puskesmas Ilaga, untuk 1 jenazah lagi masih dilakukan pencarian beserta korban luka-luka lainnya. “Atas penyampaian perwakilan dari warga sipil atas nama Enos Murib agar jenazah setelah diidentifikasi dapat kirim ke Kampung Niporolome untuk dikebumikan secara adat dan meminta perlindungan sepenuhnya dari aparat keamanan untuk menjaga warga masyarakat yang akan mengamankan diri ke kota Ilaga," kata Iqbal.

Sementara itu aparat TNI/Polri terlibat baku tembak dengan Kelompok teroris OPM sejak Jumat dini hari (04/06/2021) hingga pukul 11.30 WIT di sekitar Bandara Aminggaru Ilaga.

Tidak hanya itu, Kelompok Teroris OPM juga membakar Menara ATC di Kantor Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) dan Kantor AirNav di Ilaga, usai baku tembak dengan aparat TNI-Polri.

Sehari sebelumnya, anggota Kelompok Teroris OMP juga menembak mati tukang bangunan Habel Alenti (30) di Kampung Eromaga, Distrik Emukia, Kabupaten Puncak.

Atas kejadian ini Kapen Kogabwilhan III, Kolonel CZI IGN Suriastawa saat dihubungi via telepon, Jumat (4/6)
kembali menegaskan bahwa pembakaran bangunan disekitar Bandara Aminggaru dan penembakan terhadap warga sipil yang dilakukan kelompok teroris OPM itu, semakin membuktikan bahwa front bersenjata OPM adalah organisasi teroris.

“Semakin jelas bahwa yang dilakukan mereka (OPM) adalah aksi teror, yang menjadi musuh bersama untuk dilakukan tindakan tegas baik dari aparat keamanan maupun seluruh masyarakat,” ucapnya.

Menurut Suriastawa, kejadian ini telah direncanakan secara sistematis oleh tiga front perjuangan Kelompok teroris OPM. Front bersenjatanya melakukan pengerusakan dan pembunuhan. Front politik dan front klandestinnya membuat berita bohong dan memutar balikkan fakta. Biasanya media dan tokoh pendukung propaganda teroris OPM akan menyebarkan di media online dan media sosial, tambah Suriastawa.

Menurut pantauan redaksi, akun twitter Veronica Koman memang mengunggah postingan kejadian ini dan menuduh pelakunya adalah militer Indonesia.

Suriastawa menghimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai provokasi dari kelompok teroris OPM yang selalu memutarbalikkan fakta dan menyebarkan hoaks dan narasi negatif tentang Papua. “Harus ada tindakan tegas terhadap front klandestin dan front politik yang jelas-jelas mendukung propaganda teroris OPM, seperti pernah disampaikan Menkopolhukam,” tegasnya.

Sampai berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dan keterangan dari Bupati Puncak ataupun pejabat Pemda lain terkait kejadian ini. *

NUSANTARAEXPRESS, YOGYAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengisi kunjungan kerjanya di Yogyakarta dengan mengunjungi Masjid Jogokariyan, Minggu (6/6/2021).

LaNyalla disambut oleh Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir ASP, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Agus Abadiyanto dan jajaran takmir.

Ketua DPD didampingi oleh Sylviana Murni (Ketua Komite III), Bustami Zainudin (Wakil Ketua Komite II), Evi Apita Maya (senator NTB), Bambang Sutrisno (senator Jawa Tengah yang juga Ketua BAP DPD) dan Bambang Santoso (senator Bali).



Mantan Ketua Umum PSSI itu tak segan memuji Masjid Jogokariyan yang berhasil membangun masyarakat berperadaban di lingkungan sekitarnya.

“Kalau ditanya tentang Masjid Jogokariyan, ada 3 hal yang teringat di benak saya, pertama, masjid dengan uang kas yang selalu nol, kedua masjid yang punya ATM beras untuk jamaah dan warga sekitar, dan yang ketiga, masjid yang pagarnya tidak pernah dikunci,” ungkap LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan, uang kas yang selalu nol bukan berati tak ada jamaah yang infaq ke Masjid Jogokariyan. Melainkan, uang infaq jamaah selalu dan segera didistribusikan menjadi jariyah-jariyah bagi jamaah yang sudah meng-infaq-kan sebagian hartanya.

“Ini luar biasa, karena takmir benar-benar menyegerakan amalan jamaah yang infaq agar segera bermanfaat bagi sesama dan bagi agama. Daripada mengendap di bank,” tuturnya.

LaNyalla menyinggung banyaknya masjid yang sebelum memulai Salat Jumat selalu melaporkan neraca keuangan masjid dengan saldo hingga ratusan juta rupiah.

Padahal, ada jamaah atau warga di sekitar masjid yang mengalami musibah atau membutuhkan pertolongan dan tidak mendapat manfaat dari uang infaq yang ada disimpan di bank.

Menurut LaNyalla, kondisi seperti itu tidak dijumpai di lingkungan Masjid Jogokariyan.

“Saya juga memberi apresiasi atas semangat takmir masjid Jogokariyan yang memposisikan masjid sebagai instrumen civil society yang menjawab persoalan-persoalan jamaah dan warga sekitar. Sehingga lahirnya ide ATM beras. Sebuah upaya untuk berbuat konkret menjawab persoalan yang terjadi di masyarakat,” kata LaNyalla.

Mantan Ketum PSSI ini mengingatkan, masjid memang seharusnya menjadi rujukan umat. Sama seperti pondok pesantren dan para kiai serta ulama yang merupakan instrumen civil society lainnya, masjid dinilai LaNyalla harus menjadi problem solver bagi masyarakat sekitar.

“Itulah semangat yang kami bangun di DPD RI. Semangat sebagai problem solver bagi daerah. Karena kami adalah para wakil daerah,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, LaNyalla menegaskan komitmen DPD RI yang bertekad menjadi ‘advokat’ bagi daerah dan seluruh stakeholder yang ada di daerah. Dalam hal ini, termasuk keberadaan masjid yang sejatinya bisa menjadi sarana bagi terciptanya masyarakat madani.

“Karena itulah, saya aktif berkeliling ke semua daerah, untuk melihat dan mendengar langsung apa yang menjadi problem daerah dan apa yang dibutuhkan daerah,” tegasnya.

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir ASP dalam kesempatan itu menyampaikan banyak program yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan untuk kepentingan umat.

"Salah satu program dari Masjid adalah bedah rumah. Yakni perbaiki rumah yang tak layak. Sudah puluhan rumah yang diperbaiki," kata Jazir.

Selain itu, Masjid juga menalangi warga dalam membelikan rumah jika ada kekurangan. Warga tersebut kemudian menyicil ke Masjid dengan wujud emas.

Masjid juga memberi bantuan sembako selama 15 hari kepada 420 warga miskin. Dalam masa pandemi bahkan sampai 1000 orang sembako ditambah 1000 kartu ATM beras.

"Kami berharap semoga program bisa ditendang ke seluruh Indonesia. Karena kita tahu selain Ketua DPD beliau juga pernah menjadi Ketua PSSI," katanya.

Dalam kesempatan itu LaNyalla juga meresmikan atau menandatangani prasasti program bedah rumah untuk salah satu warga yang sudah dilakukan oleh Masjid Jogokariyan. (*)

NUSANTARAEXPRESS, ACEH BESAR - Desakan demi desakan terus mengalir terhadap aparat penegak hukum untuk memproses kasus dugaan korupsi pengadaan masker yang terjadi di Dinas Ketenagakerjaan dan Trasmigrasi (Disnaskertras) Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2020. Bahkan kali ini tidak hanya sebatas desakan, tapi sudah menjurus pada upaya pelaporan kasus dugaan korupsi pengadaan masker di Disnaskertras Aceh Besar ke pihak berwenang di tingkat Provinsi Aceh.

Berdasar hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh, diketahui bahwa pada tahun anggaran 2020 diduga telah terjadi penyalahgunaan keuangan negara dengan nilai ratusan juta rupiah. Hal itu terlihat dari dana amprashan sebesar Rp. 650,4 juta yang diklaim untuk pembayaran pekerjaan pengadaan 44.860 lembar masker dengan satuan harga Rp 14.500.

Hal tersebut diungkapkan Ketua LP KPK Aceh, Ibnu Khatab, kepada media ini, Minggu, 06 Juni 2021. Ketua LP KPK itu berniat akan melaporkan kasus dugaan korupsi masker ke Kejaksaan Tinggi Aceh dan Polda Aceh.

Menurut Ibnu, sebagai orang yang diduga memerintahkan langsung aliran dana tersebut, mantan Kepala Disnakertras Aceh Besar berinisial R, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Bappeda Aceh Besar, disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kasus ini. Sebagaimana dikatakan Ibnu bahwa BPK Perwakilan Aceh mensinyalir adanya dugaan penyalahgunaan dana pengadaan pekerjaan masker tahun 2020 lalu.

Saat ini banyak orang menggaungkan pemberantasan korupsi di Aceh Besar, tapi malah mereka melakukan tindakan yang terindikasi korupsi. "Dan itu dibuktikan dengan adanya temuan auditor Pemerintah, yakni BPK RI Perwakilan Aceh. Maka dari itu, sebaiknya penegak hukum di Aceh, mau itu kepolisian ataupun kejaksaan, diharapkan segera memproses kasus masker itu dan memeriksa mantan Kepala Disnakertras Aceh Besar,” ungkap Ibnu.

Ibnu juga mengapresiasi kesediaan mantan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Aceh Besar berinisial R yang telah menyampaikan ke publik bahwa sebagian aliran dana pengadaan masker itu dikelola oleh pokir Dewan Aceh Besar. Para pokir Dewan tersebut antara lain berinisial RS, ER dan F.

Lanjut Ibnu, temuan BPK RI tersebut semestinya menjadi pintu masuk proses pemeriksaan atas indikasi korupsi yang terjadi. Temuan BPK itu adalah pintu masuk bagi aparat penegak hukum guna menyelidiki sebuah kasus dugaan korupsi di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Aceh Besar.

“Tindak pidananya sudah terjadi, itu tidak bisa lepas dari jeratan hukum. Tidak ada alasan walaupun sudah diganti rugi atau dikembalikan kerugian negaranya ke BPK RI. Kalau tidak jadi temuan, makin merajalelalah para koruptor bermain di Aceh Besar. Akan terus-terusan korupsi, karena tidak ketahuan,” pungkas Ibnu. (DRW/Red)

Jayanti, Aktual News-Semarak nya baliho baliho di desa Dangdeur yang memampang ke 4 Calon Kades nya tak luput dari tatapan ribuan warga desa Dangdeur setiap hari nya, dari ke empat calon memang cuma satu muka baru dalam catatan perjalanan Pilkades selama 3 masa Pilkades di desa Dangdeur Jayanti.

Bahkan Calon Kades dengan nomer urut 3 yaitu H.Agus Sutaryo ( incumben ) dan Salamin no urut 2 tercatat sudah yang ke tiga kalinya mereka mencalonkan diri sementara Sabrawi baru yang ke dua kalinya ia mencalonkan diri, hanya Jubaedi alias Gepeng lah yang tercatat sebagai muka baru dalam percaturan Pilkades di desa Dangdeur Jayanti ini.

Yang menarik perhatian warga justru baliho yang terpampang photo calon no 4 yaitu Jubaedi alias Gepeng, menurut warga yang kebetulan lewat dan melihat baliho itu mengatakan bahwa photo Calon no 4 terlihat gagah dan Pantas menjadi Kepala desa ” Berwibawa dan gagah ini pantas sekali jadi pemimpin ” katanya sambil berlalu tanpa mau memberi tahu maksud dari perkataan nya.

Dan yang membuat media atau siapa saja yang mendengar tersenyum ada seorang warga yang mengatakan bahwa Photo calon Kades no 4 seperti Aktor Roy Marten, media yang mendengar pun membenarkan bahwa itu memang mirip sambil tersenyum menatap warga tadi (06/06/2021).

Bagi media sendiri tak masalah siapa pun yang akan terpilih dan di pilih warga desa Dangdeur, yang penting yang terpilih nanti bisa bermitra dengan semua media yang ada di Jayanti dan yang paling penting bisa amanah dengan tugas nya selama menjadi Kepala desa Dangdeur.[Red/Akt-15/Mulyadi]

Aktual News

Aceh Besar, Aktual News Desakan demi desakan terus mengalir terhadap aparat penegak hukum untuk memproses kasus dugaan korupsi pengadaan masker yang terjadi di Dinas Ketenagakerjaan dan Trasmigrasi (Disnaskertras) Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2020. Bahkan kali ini tidak hanya sebatas desakan, tapi sudah menjurus pada upaya pelaporan kasus dugaan korupsi pengadaan masker di Disnaskertras Aceh Besar ke pihak berwenang di tingkat Provinsi Aceh.

Berdasar hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh, diketahui bahwa pada tahun anggaran 2020 diduga telah terjadi penyalahgunaan keuangan negara dengan nilai ratusan juta rupiah. Hal itu terlihat dari dana amprashan sebesar Rp. 650,4 juta yang diklaim untuk pembayaran pekerjaan pengadaan 44.860 lembar masker dengan satuan harga Rp 14.500.

Hal tersebut diungkapkan Ketua LP KPK Aceh, Ibnu Khatab, kepada media ini, Minggu, 06 Juni 2021. Ketua LP KPK itu berniat akan melaporkan kasus dugaan korupsi masker ke Kejaksaan Tinggi Aceh dan Polda Aceh.

Menurut Ibnu, sebagai orang yang diduga memerintahkan langsung aliran dana tersebut, mantan Kepala Disnakertras Aceh Besar berinisial R, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Bappeda Aceh Besar, disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kasus ini. Sebagaimana dikatakan Ibnu bahwa BPK Perwakilan Aceh mensinyalir adanya dugaan penyalahgunaan dana pengadaan pekerjaan masker tahun 2020 lalu.

Saat ini banyak orang menggaungkan pemberantasan korupsi di Aceh Besar, tapi malah mereka melakukan tindakan yang terindikasi korupsi. “Dan itu dibuktikan dengan adanya temuan auditor Pemerintah, yakni BPK RI Perwakilan Aceh. Maka dari itu, sebaiknya penegak hukum di Aceh, mau itu kepolisian ataupun kejaksaan, diharapkan segera memproses kasus masker itu dan memeriksa mantan Kepala Disnakertras Aceh Besar,” ungkap Ibnu.

Ibnu juga mengapresiasi kesediaan mantan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Aceh Besar berinisial R yang telah menyampaikan ke publik bahwa sebagian aliran dana pengadaan masker itu dikelola oleh pokir Dewan Aceh Besar. Para pokir Dewan tersebut antara lain berinisial RS, ER dan F.

Lanjut Ibnu, temuan BPK RI tersebut semestinya menjadi pintu masuk proses pemeriksaan atas indikasi korupsi yang terjadi. Temuan BPK itu adalah pintu masuk bagi aparat penegak hukum guna menyelidiki sebuah kasus dugaan korupsi di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Aceh Besar.

“Tindak pidananya sudah terjadi, itu tidak bisa lepas dari jeratan hukum. Tidak ada alasan walaupun sudah diganti rugi atau dikembalikan kerugian negaranya ke BPK RI. Kalau tidak jadi temuan, makin merajalelalah para koruptor bermain di Aceh Besar. Akan terus-terusan korupsi, karena tidak ketahuan,” pungkas Ibnu.[ Red/Akt-01/DRW ]

 

Aktual News

NUSANTARAEXPRESS, PINGGIR – Pada tanggal 31 Mei 2021, Hairul Anwar telah memberikan kuasa kepada Kantor Hukum Drs. Sugino, S.H & Partner. Hairul Anwar Simangunsong, anak ke tiga dari Almarhum A. Yani Simangunsong, warga Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau untuk mendampingi kasus penganiayaan sesuai dengan laporan pelapor dengan nomor : LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018.

Seperti yang dijelaskan pelapor kepada awak media. Kasus ini sudah sejak tahun 2018 sesuai dengan laporan yang saya buat di Polsek Pinggir Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dengan nomor laporan : LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018. Sudah berkali kali saya dipanggil untuk dimintai keterangan. Dan sampai saat ini pada hari Sabtu 5 Juni 2021 saya masih juga dimintai keterangan oleh penyidik di Polsek Pinggir. Dan belum ada titik terang, belum ada tindakan terhadap terlapor.

Yusri Dachlan, S.H menjelaskan bahwa kasus ini sejak tahun 2018 sesuai dengan data-data yang diterima melalui saudara Hairul Anwar Simangunsong selaku pemberi kuasa yang sudah ia laporkan kepada Polsek Pinggir pada tahun 2018 dengan nomor laporan: LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018.

Kita ingin mencari titik terang kenapa dan mengapa kasus ini sampai sekian lama tidak ada kejelasan. Makanya, hari Sabtu 5 Juni 2021 saya mendampingi saudara pelapor di Polsek Pinggir untuk dimintai keterangan kembali. Ujar Yusri Dachlan S.H. [MS]

NUSANTARAEXPRESS, PINGGIR – Hairul Anwar Simangunsong, anak ke tiga dari almarhum A. Yani Simangunsong, warga Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Sabtu, 5 Juni 2021 memenuhi panggilang dari Kepolisian Sektor Pinggir di Jalan Lintas Pekanbaru dalam kasus penganiayaan. Dalam hal ini, Hairul Anuwar sebagai pihak pelapor sesuai dengan nomor laporan LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018 dan sampai saat ini belum ada titik terang, seperti yang dijelaskan oleh Hairul Anwar Simangunsong kepada awak media.



“Kasus ini sudah sejak tahun 2018 sesuai dengan laporan yang saya buat di Polsek Pinggir Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dengan nomor laporan : LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018. Sudah berkali kali saya dipanggil untuk dimintai keterangan. Dan sampai saat ini pada hari Sabtu 5 Juni 2021 saya masih juga dimintai keterangan oleh penyidik di Polsek Pinggir. Dan belum ada titik terang, belum ada tindakan terhadap terlapor”. Jelas Hairul Anwar Simangunsong.



Tidak seperti biasa, kali ini Hairul Anwar sebagai pelapor didampingi oleh kuasa hukum  melalui kantor hukum Sugino, S.H dan Partner. Yaitu didampingi oleh Yusri Dachlan, S.H pengacara muda yang sudah tidak asing lagi sepak terjangnya dalam kasus pidana dan perdata di wilayah Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

“Benar kasus ini sejak tahun 2018 sesuai dengan data-data yang kami terima melalui Kuasa pada hari senin  tanggal 31 Mei 2021 di Kantor Hukum Sugino & Partner. Beliau saudara Hairul Anwar Siamngunsong memberikan kuasa terkait dengan kasus penganiayaan yang sudah ia laporkan kepada Polsek Pinggir pada tahun 2018 dengan nomor laporan: LP/25/V/2018/SPKT/RIAU/BKS/SEK-PGR tanggal 2 mei 2018”. Papar Yusri Dachlan.

“Saat ini saya tidak bisa spekulasi terkait dengan kasus ini. Tentunya kita ingin mencari titik terang kenapa dan mengapa kasus ini sampai sekian lama tidak ada kejelasan. Makanya, hari ini Sabtu 5 Juni 2021 saya mendampingi saudara pelapor di Polsek Pinggir”. Papar nya lagi.

Tepat pukul 13.30 Wib, awak media melihat saudara pelapor dan pengacara masuk ke ruangan. Lebih kurang 2 jam  dimintai keterangan, akhirnya pengacara saudara pelapor keluar dari ruangan penyidik bersamaan dengan Hairul Anwar sebagai pelapor.

Saat ditanyai apa yang dipertanyakan oleh penyidik, Hairul Anwar Simanunsong mengatakan, silahkan konfirmasi aja langsung pengacara kita, karena smua permasalahan ini sudah saya limpahkan melalui kuasa. Jelas Hairul Simangunsong kepada awak media.

“Yang dipertanyakan penyidik masih seputaran penganiayaan. Saya belum bisa menjelaskan secara gamblang, namun titik terang sudah ada. Dan langkah apa yang harus dilakukan. Intinya, kasus ini akan tetap berlanjut sampai kemanapun jika tidak ada kejelasan”. Jelas Yusri Dachlan, S.H.

Saat awak media melakukan konfirmasi kepada pihak Humas Polsek Pinggir, sampai saat ini belum ada tanggapan.

Sampai berita ini diturunkan, saudara terlapor "AR" belum bisa dikonfirmasi. [MS]

NUSANTARAEXPRESS, SANGAU, KALBAR - Personel, Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Mekanis 643/Wns, Pos Segumun, bersama warga Dusun Segumun secara bergotong-royong melaksanakan Karya Bhakti pembersihan bendungan penampungan air bersih yang mengalami penyumbatan akibat penumpukan sampah daun, pasir dan batu yang berlangsung di Dusun Segumun, Desa Lubuk Sabuk, Kec. Sekayam, Kab. Sanggau.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Mekanis 643/Wns, Letkol Inf Hendro Wicaksono, S.I.P. dalam rilisnya di Mako Satgas Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Minggu (06/06/2021).

Dikatakan Dansatgas, pelaksanaan kegiatan tersebut dipimpin oleh Wadanpos Segumun, Serda M. Sukma bersama 5 personel Satgas lainnya.

 

"Kegiatan tersebut disambut baik oleh warga Dusun Segumun dimana warga sangat antusias bahu membahu bersama personel Satgas untuk membersihkan penampungan air bersih." ungkap Dansatgas.

"Selain merupakan kepedulian personel Satgas, ini juga sebagai sarana untuk lebih mempererat tali silaturahmi dengan warga, sehingga kemanunggalan TNI-Rakyat semakin erat." tambah Dansatgas.

Sementara itu, Danpos Segumun, Letda Inf Ahmad menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan karena bendungan yang di gunakan sebagai penampungan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga mengalami penyumbatan.

"Banyak sampah daun kering, pasir dan batu yang sudah lama tidak dibersihkan, sehingga air yang mengalir ke perumahan warga tidak lancar," ungkap Letda Inf Ahmad.

Bapak Ramly, salah satu warga yang ikut dalam kegiatan tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada personel Pos Segumun yang telah sukarela dan peduli terhadap desa kami dengan turun langsung untuk membantu membersihkan bendungan penampungan air bersih yang ada di Dusun Segumun.

“Sekali lagi terima kasih Personel Satgas atas kegiatan bersama warga ini, dengan kehadiran bapak TNI, suasana menjadi ramai dan warga semangat bekerja sehingga pembersihan bendungan air dapat berjalan dengan lancar. Semoga setelah pembersihan ini air dapat mengalir dengan lancar, sehingga air bersih yang menjadi kebutuhan sehari-hari tidak tersumbat lagi,” pungkasnya.

WANARA SAKTI BERHASIL

(Pen Satgas 643/Wns)
Diberdayakan oleh Blogger.