Silangkitang, Aktual News-Maraknya alih fungsi lahan pertanian karet masyarakat mengakibatkan penebangan kayu karet dan dijual kepada para pengusaha kayu palet.

Sugi Prawansyah selaku Wakil Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Wilayah Sumatera Utara mengamati aktivitas pengusaha yang membeli kayu karet (palet) masyarakat kecamatan Silangkitang tidak ada toleransi kepada masyarakat setempat.

“Pengusaha palet hanya meraup untung sendiri tanpa memperdulikan tanggung jawab sosialnya, tanpa memperdulikan kerusakan jalan”. Ungkap Sugi, Minggu 25/7/2021.

Jalan raya kecamatan Silangkitang semakin rusak akibat kendaraan bertonase besar melintasi jalan yang tidak layak.
“Jalan raya Desa Rintis dan Desa Aek Goti mengalami kerusakan parah akibat truk bertonase besar yang melintas mengangkut kayu karet roda sepuluh”. Tambah Sugi

Para Stakeholders pejabat Labusel dan kecamatan silangkitang diduga kongkalikong dengan pengusaha untuk memuluskan aktivitas usahanya.
“Kesepakatan bersama yang dibuat tanggal 29 Juni 2020 bertempat di Kantor Camat Silangkitang yang ditandatangani oleh salah satu Anggota DPRD Kabupaten LABUSEL, KADISHUB, Polsek dan Camat Silangkitang serta Pengusaha Palet yang menyatakan bahwa truk roda sepuluh tidak melintasi jalan wilayah kecamatan Silangkitang ternyata tidak terlaksana, hal itu dibuktikan bahwa kendaraan masih parkir di jalan Simpang Dusun Suhud”. Tegasnya

Masyarakat kecamatan silangkitang sangat mengeluh karena jalan wilayah Kecamatan silangkitang rusak semakin rusak akibat truk kayu tersebut.

“Saya meminta keluhan dan harapan warga kecamatan Silangkitang di tindak lanjuti oleh para pemangku kebijakan terlebih telah dilantiknya Bupati Labuhanbatu H.Edimin dan Wakil Bupati H.Ahmad Fadli Tanjung yang baru untuk mengesekusi keluhan ini”. [ Red/Akt-01 ]

 

Aktual News

NUSANTARAEXPRESS, LABUHANBATU - Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.
Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat.




Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, pola dan ragam hiasannya.
Adapun Songket merupakan karya seni kerajinan tangan orang melayu yang ditenun dengan adat-adat tradisional. Namun saat ini songket bukan hanya hasil tenunan yang dimiliki orang melayu saja, Batak Toba dan Karo juga memiliki kerajinan tangan menenun, hanya saja sebutannya yang berbeda. Pada Batak Toba disebut Ulos sedangkan di Suku Karo disebut Uis.

Untuk menghasilkan tenunan songket yang menarik biasanya dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Dikarenakan Kabupaten Labuhanbatu memiliki buah khas labuhanbatu berupa nenas panai yang sudah terkenal dan Kabupaten Labuhanbatu merupakan daerah yang memiliki seperlima perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara. Hal ini yang menjadi inspirasi pengrajin untuk membuat tenun songket bermotif Nenas dan Kelapa Sawit.

Pengrajin kini tengah melakukan inovasi untuk mengembangkan motif selain motifnenas dan kelapa sawit yaitu motif ikan terubuk khas labuhanbatu.

Tenun songket punya daya tarik tersendiri dan prestise yang tinggi bagi pemakainya dan sering menjadi seragam pilihan saat acara-acara besar seperti pesta adat pernikahan, acara resmi seperti wisuda dan acara lainnya. Songket juga menjadi prioritas sebagai penghargaan dalam suatu acara resmi Pemerintahan seperti pada acara kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Labuhanbatu sebagai tanda penghormatan dan telah diterimanya dii Labuhanbatu.

Songket terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi, menjadikan Harganya pun begitu pantastis di bandrol mulai dari Rp. 600.000 hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat kesulitan. Semakin rumit motif yang ada semakin mahal pula harganya.
Proses pembuatannya pun memakan waktu paling cepat seminggu apabila bahan-bahannya telah tersedia, begitu yang dikatakan Ibu Zuraidah, Pengrajin tenun songket khas Labuhanbatu yang beralamatkan di Jl. Meranti Kelurahan Padang Matinggi Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu.

Selama ini hasil kerajinan tenun songket telah banyak dinikmati oleh peminatnya yang datang langsung memesan ke Ibu Zuraidah atau melalui Dekranasda Kabupaten Labuhanbatu.
Dalam pengerjaan tenunan songket sehari-hari, beliau dibantu oleh dua orang. Ibu Zuraidah belajar menenun songket dari orang tuanya dan telah menekuni kerajinan ini mulai duduk dikelas 4 Sekolah Dasar hingga kini terus menerus fokus mengajak generasi muda untuk
mewarisi kerajinan ini. Selama ini hasil karyanya sering digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke kabupaten Labuhanbatu.

Dengan semakin seringnya songket ini digunakan diharapkan Songket khas
Labuhanbatu ini semakin dikenal, masyarakat akan semakin lebih peduli dan bangga terhadap hasil karya lokal, dan usaha kerajinan tenun songket ini dapat menjadi lebih besar sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Kalau kita mau melakukan inovasi dan meningkatkan kreatifitas terhadap berbagai kerajinan tradisional yang kita miliki, tentunya kita juga akan mampu melahirkan berbagai produk kerajinan yang mampu bersaing dengan daerah lain. Dan diharapkan adanya pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi para pengrajin agar lebih mandiri dan berkualitas. (Rahmad)

Padangsidimpuan, Aktual News– Dandim 0212/Tapsel bersama Forkopimda Kota Padangsidimpuan menghadiri Lounching Bantuan Beras Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk keluarga penerima manfaat, bertempat di Aula Kantor Walikota Padangsidimpuan, Minggu (25/07/2021)

Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan Walikota beserta Dandim 0212/Tapsel kepada perwakilan masyarakat program keluarga harapan (PKH) yang terdampak Covid-19 dan selanjutnya penyerahan bantuan tersebut akan disalurkan melalui kantor Pos Kota Padangsidimpuan

Walikota Padangsidimpuan mengatakan, Bantuan sosial dalam rangka PPKM ada tambahan berupa beras untuk yang selama ini menjadi bagian dalam Program Keluarga Harapan dan Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos, dan ini bentuk dukungan dari Pemerintah untuk warga dimasa sulit saat ini

Senada dengan Walikota, Dandim 0212/Tapsel Letkol Inf Rooy Chandra Sihombing S.I.P juga menyampaikan, bahwa tujuan pemerintah memberikan bantuan yang diserahkan dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak dengan Covid-19 seperti saat sekarang ini

“Bantuan yang diberikan ini dapat disalurkan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan data yang ada di Dinas Sosial Kota Padangsidimpuan, sekiranya masyarakat bisa memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap Dandim

Selain itu Letkol Inf Rooy Chandra Sihombing dalam penyaluran bantuan juga berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti apa yang diharapkan oleh pemerintah agar tidak terjadi penularan covid-19

“Mari tetap menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta menghindari kerumunan supaya tidak terjadi penularan Covid-19, dan yang terpenting masyarakat untuk mengikuti vaksinasi yang di anjurkan Pemerintah,” pungkas Dandim 0212/Tapsel. [ Red/Akt-02 ]

 

 

Aktual News

Siantar,Aktual NewsPolres Pematangsiantar Melaksanakan Vaksinasi Massal Tahap Ke-II Serentak Yang Dilaksanakan Jajaran Polda Sumut Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-75 Sabtu 24 Juli 2021 Pada Pukul 08.30 Wib bertempat di Yayasan Sultan Agung Jalan Surabaya.

Pelaksanaan Kagiatan tersebut Dicek Langsung Oleh Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy Sutan Binanga Siregar,S.I.K didampingi oleh Kadis Keseshatan Kota Pematangsiantar dr.Ronald SaragiA,Kabag Ops Kompol Lamin S.Pd,Kasat Intelkam AKP Basri Lubis S.H,M.H, Kasat Binmas AKP Relina Lumbangaol S.Sos dan Kasi Humas AKP Rusdi Ahya,S.H Polres Pematangsiantar.

Kapolres Pematang Siantar AKBP Boy.S.B.Siregar S.I.K menyampaikan Vaksinasi massal Serentak Tahap Ke-II ini Dilaksanakan Jajaran Polda Sumut Salah Satunya Polres Pematangsiantar yang bekerja sama dengan dinas kesehatan kota pematangsiantar dengan tema Serbuan Vaksinasi Nasional TNI-Polri, dalam rangka Hari Bhayangkara Ke-75,Jumlah vaksinasi Tahap Ke-II sama dengan jumlah Vaksinasi Tahap-I yang telah dilaksanakan pada 26 Juni 2021.

Kapolres juga menghimbau agar masyarakat yang telah hadir untuk melaksanakan vaksinasi Tahap Ke-II Agar tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga Jarak, dan tidak Berkerumun Agar Kita Semua Sehat dan tidak Menimbulkan klaster baru, Hal ini sebagai upaya untuk mempercepat proses pemulihan kesehatan nasional dalam upaya mendukung pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 khususnya dikota Pematangsiantar, untuk para tenaga vaksinator saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan tetap semangat ,saya berharap Pelaksanaan kegiatan vaksinasi ini berjalan aman dan lancar sesuai protokol kesehatan, Semoga Tuhan Melindungi Kita Semua.

Salah Seorang Masyarakat yang sudah selesai di vaksin Mengucapkan Banyak Termakasih Kepada Kepolisian R.I Kuhususnya Polres Pematangsiantar dan dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam pelaksanaan vaksinasi massal Tahap Ke-II berjalan aman dan baik sesuai dengan prokes. harapannya dengan diadakannya vaksinasi massal Tahap Ke-II ini semoga Masyarakat Kota Pematangsiantar Sehat-sehat dan terhindar dari wabah Covid 19. [ Red/Akt-35/Ansary ]

 

 

Aktual News

Labuhanbatu, Aktual News-Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.

Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat.

Karena kultur sosial dalam masyarakat
beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi
budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata
warna, motif, pola dan ragam hiasannya.
Adapun Songket merupakan karya seni kerajinan tangan orang melayu yang ditenun dengan adat-adat tradisional. Namun saat ini songket bukan hanya hasil tenunan yang dimiliki
orang melayu saja, Batak Toba dan Karo juga memiliki kerajinan tangan menenun, hanya saja sebutannya yang berbeda. Pada Batak Toba disebut Ulos sedangkan di Suku Karo disebut Uis.

Untuk menghasilkan tenunan songket yang menarik biasanya dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Dikarenakan Kabupaten Labuhanbatu memiliki buah khas Labuhanbatu berupa nenas panai yang sudah terkenal dan Kabupaten Labuhanbatu merupakan
daerah yang memiliki seperlima perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara. Hal ini yang menjadi inspirasi pengrajin untuk membuat tenun songket bermotif Nenas dan Kelapa Sawit.

Pengrajin kini tengah melakukan inovasi untuk mengembangkan motif selain motif nenas dan kelapa sawit yaitu motif ikan terubuk khas labuhanbatu.

Tenun songket punya daya tarik tersendiri dan prestise yang tinggi bagi pemakainya dan sering menjadi seragam pilihan saat acara-acara besar seperti pesta adat pernikahan, acara
resmi seperti wisuda dan acara lainnya. Songket juga menjadi prioritas sebagai penghargaan dalam suatu acara resmi Pemerintahan seperti pada acara kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Labuhanbatu sebagai tanda penghormatan dan telah diterimanya dii Labuhanbatu.

Songket terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi, menjadikan Harganya pun begitu pantastis di bandrol mulai dari Rp. 600.000 hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat kesulitan. Semakin rumit motif yang ada semakin mahal pula harganya.

Proses pembuatannya pun memakan waktu paling cepat seminggu apabila bahan-bahannya telah tersedia, begitu yang dikatakan Ibu Zuraidah, Pengrajin tenun songket khas
Labuhanbatu yang beralamatkan di Jl. Meranti Kelurahan Padang Matinggi Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

Selama ini hasil kerajinan tenun songket telah banyak dinikmati oleh peminatnya yang datang langsung memesan ke Ibu Zuraidah atau melalui Dekranasda Kabupaten Labuhanbatu.

Dalam pengerjaan tenunan songket sehari-hari, beliau dibantu oleh dua orang. Ibu Zuraidah
belajar menenun songket dari orang tuanya dan telah menekuni kerajinan ini mulai duduk dikelas 4 Sekolah Dasar hingga kini terus menerus fokus mengajak generasi muda untuk
mewarisi kerajinan ini. Selama ini hasil karyanya sering digunakan oleh Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke kabupaten Labuhanbatu.

Dengan semakin seringnya songket ini digunakan diharapkan Songket khas
Labuhanbatu ini semakin dikenal, masyarakat akan semakin lebih peduli dan bangga terhadap
hasil karya lokal, dan usaha kerajinan tenun songket ini dapat menjadi lebih besar sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Kalau kita mau melakukan inovasi dan meningkatkan kreatifitas terhadap berbagai kerajinan tradisional yang kita miliki, tentunya kita juga akan mampu melahirkan berbagai
produk kerajinan yang mampu bersaing dengan daerah lain.

Dan diharapkan adanya pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi para pengrajin agar lebih mandiri dan berkualitas. [ Red/Akt-01 ]

 

Aktual News

 

NUSANTARAEXPRESS, LAMPUNG - Anggota DPRD Provinsi Lampung Komisi V Fraksi PDIP, H. Yanuar Irawan, S.E., M.M., didampingi Ibu Mildayani, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Miftahul Huda Lemong, Pekon Cahaya Negeri, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Minggu (18/7/21) lalu. Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan memberikan bantuan kepada pondok pesantren tersebut.

Kunjungan H. Yanuar beserta istri disambut Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Ustadz H. Khairul Anwar. Dalam kunjungan tersebut turut dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Barat, Zulkifli, serta kedua anak H. Yanuar yaitu M. Risky Irwanda dan Arkan Yusuf Arahman.




Kepada awak media ini, H. Khairul Anwar menyampaikan ucapan terima kasih kepada H. Yanuar beserta istri yang yg telah sudi berkunjung ke Pondok Pesantren Miftahul Huda. "Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bapak H. Yanuar beserta Ibu," ujar H. Khairul.

Selanjutnya, Ibu Mildayani dan kedua anaknya yang ikut dalam rombongan menyempatkan waktu untuk melihat langsung suasana pondok pesantren, sekaligus bertatap muka dengan para santriwan dan santriwati. Beliau sangat terharu dengan keadaan pondok yang memang sangat sederhana.

"Saya terharu melihat anak-anak, mereka belajar mengaji dan menghafal Al-Qur'an. Walaupun bangunan pondok pesantren masih sangat sederhana dan terletak di atas dataran tinggi, anak-anak terlihat ceria," kata Bu Milda.

Dalam kesempatan tersebut, Bu Milda sempat berbincang-bincang langsung dengan para santri dan sebelum meninggalkan pondok Bu Milda dan kedua anaknya pun berfoto bersama para santri. (SWN/Red)

Lampung, Aktual News – Anggota DPRD Provinsi Lampung Komisi V Fraksi PDIP, H. Yanuar Irawan, S.E., M.M., didampingi Ibu Mildayani, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Miftahul Huda Lemong, Pekon Cahaya Negeri, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Minggu (18/7/21) lalu. Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan memberikan bantuan kepada pondok pesantren tersebut.

Kunjungan H. Yanuar beserta istri disambut Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Ustadz H. Khairul Anwar. Dalam kunjungan tersebut turut dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Barat, Zulkifli, serta kedua anak H. Yanuar yaitu M. Risky Irwanda dan Arkan Yusuf Arahman.

Kepada awak media ini, H. Khairul Anwar menyampaikan ucapan terima kasih kepada H. Yanuar beserta istri yang yg telah sudi berkunjung ke Pondok Pesantren Miftahul Huda. “Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bapak H. Yanuar beserta Ibu,” ujar H. Khairul.

Selanjutnya, Ibu Mildayani dan kedua anaknya yang ikut dalam rombongan menyempatkan waktu untuk melihat langsung suasana pondok pesantren, sekaligus bertatap muka dengan para santriwan dan santriwati. Beliau sangat terharu dengan keadaan pondok yang memang sangat sederhana.

“Saya terharu melihat anak-anak, mereka belajar mengaji dan menghafal Al-Qur’an. Walaupun bangunan pondok pesantren masih sangat sederhana dan terletak di atas dataran tinggi, anak-anak terlihat ceria,” kata Bu Milda.

Dalam kesempatan tersebut, Bu Milda sempat berbincang-bincang langsung dengan para santri dan sebelum meninggalkan pondok Bu Milda dan kedua anaknya pun berfoto bersama para santri. [ Red/Akt-01/SWN ]

 

Aktual News

NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Dalam mengurus proses pemekaran selama hampir kurang tiga tahun tim DOB (Daerah Otonom Baru) Grime Nawa yang diketua oleh Sefnat Waicang, S.P tidak saja tertuju pada proses administrasi saja, namun tim selalu hadir ditengah- tengah masyarakat melalui kerja-kerja sosial.

Saat dimintai keterangan oleh Awak media pada Sabtu (24-07-2021) melalui saluran Handphone Sefnat Waicang, S.P menjelaskan Kami bukan hanya melakukan upaya administrasi namun juga hadir ditengah-tengah masyarakat bergotong royong dan melaksanakan bhakti solsial.




"Salah satu bhakti sosial yang dikerjakan oleh tim pemekaran adalah penimbunan jalan raya disepanjang jalan raya Nimbokrang-Sami yang rusak akibat genangan air di kampung Benyom Jaya I distrik Nimbokrang, dan kegiatan ini melibatkan Babinsa serta masyarakat disekitar", ujar Sefnat Waicang, S.P

Dalam arahan selaku Ketua tim Sefnat waicang, S.P kepada masyarakat sekitar lokasi Bhakti Sosial bahwa Tim pemekaran DOB Grime Nawa merasa terpanggil untuk menolong masyarakat

"Kami merasa terpanggil, karena untuk membangun Kabupaten Jayapura tidak hanya dilakukan oleh pemerintah atau ASN, tetapi kami semua memiliki tanggung jawab bersama untuk melayani masyarakat", tutur Sefnat Waicang, S.P

Sementara itu Alexander Tecuari, S.Si, M.Th yang juga tokoh masyarakat Grime Nawa menambahkan Kepedulian ini yang melatarbelakangi semangat Tim Pemekaran untuk terus bekerja dalam mewujudkan harapan masyarakat agar memiliki daerah administrasi definitif Kabupaten Grime Nawa.

"Kami menerima keluhan dari masyarakat tetapi juga kami jumpai bersama terkait imfrastruktur seperti jalan dan jembatan yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Jayapura, karena luasnya wilayah administrasi pelayanan pemerintah kabupaten," Alexander Tecuari, S.Si, M.Th. (Megy)
Diberdayakan oleh Blogger.