https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgTJW-Zp8fBJURdHOGMjuHHjL0dz9-XyiuRsxs2sDxcglo5xdHjjES-lqpM2aSDbGzkKjuK2moHobyxb-m2uUp3sFVOFCamLv4OZ6a9BT7prAKvJ9_GEROqi-jA0uV_dnZ-FrWx3sGvUJJW8786ROyXg7gTFLWWDT6ERJxcURbUv5XtrgocIMrmx1k6NKg=s720

Surabaya, AktualNews – Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebutkan Surabaya berpotensi naik status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 1 menjadi level 2 menyusul angka positif Covid-19 yang terus naik.

Eri mengatakan, saat ini jumlah kasus aktif yang tercatat di dalam data laman lawancovid-19.surabaya.go.id per 2 Februari 2022, pukul 15.00 WIB total ada 587 orang.

“Jumlah itu akan terus merangkak naik, jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin” kata Eri, Kamis (3/2/2022).

Untuk saat ini, lanjut dia, Surabaya masih berada di angka 16,4 persen jumlah kasus positifnya. Jika menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, maka bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi Level 2.

“Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen,” ujarnya.

Eri juga mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Dr. Windhu Purnomo Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) beberapa waktu lalu, bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.

“Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2,” katanya.

Menurut dia, agar Surabaya bertahan di Level 1, pihaknya menerapkan langkah tegas, di antaranya menerapkan disiplin prokes dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan blocking area.

Selain blocking area di perkampungan, Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan tempat rekreasi hiburan umum (RHU), taman hingga alun-alun dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya.

Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.

“Gerakkan lagi Kampung Wani, lakukan tes usap massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya ‘nyuwun’ tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga,” katanya.(Red/Akt-21/Redho)

 

AktualNews

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.